Kamis, 19 Maret 2020

Terjadinya Awan dan Angin


Angin merupakan udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ketempat yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu/temperature rendah ke wilayah bersuhu tinggi.
Di dalam Al-Qur′an, angin disebut dengan kata rīh dalam bentuk tunggal, dan riyāh dalam bentuk jamak. kata rīh juga digunakan untuk makna kekuatan atau energy. Makna rīh sebagai kekuatan dan energy ini sangat sesuai dengan fakta ilmiah modern ketika manusia mampu memanfaatkan energy angin untuk menggerakkan turbin-turbin seperti yang diaplikasikan, misalnya, untuk pembangkit listrik tenaga angin (PLTA). Maka sampai titik ini, penggunaan kata rīh dalam Al-Qur′an dalam arti kekuatan atau energi, dapat dimengerti dan berkesesuaian dengan ilmu pengetahuan modern.
Kemudian, berdasarkan ilmu pengetahuan modern, bumi yang dihuni manusia ini diselimuti oleh atmosfer, yang biasa kita sebut dengan lapisan udara (yang bila bergerak disebut angin). Atmosfer meliputi kawasan yang dimulai dari permukaan bumi sampai sekitar 560 km di atas permukaan bumi.
Melalui (QS. An-Naba 78:13-14) dan (QS. Ar-Rum 30:48) telah menyinggung tentang hakikat dan definisi awan yang saling erat kaitannya dengan peran matahari dan angin. Awan yang sering didefinisikan sebagai kumpulan titik-titik uap air berdiameter 0,02 sampai 0,06 mm di atmosfer yang berasal dari penguapan air laut, danau, ataupun sungai. Kumpulan uap air ini pula yang dapat menyebabkan hujan. Sementara awan yang letaknya sangat tinggi, menyebabkan uap air menjadi beku dan jatuh ke bumi sebagai hujan air atau es/salju.
Fakta ilmiah tentang hakikat terbentuknya awan dari uap-uap air yang diarak dan “dikawinkan” oleh angin sehingga menghasilkan hujan, sebenarnya telah diisyaratkan dalam sebuah dalam Al-Quran pada (QS. Al-Hijr 15:22) yang artinya Dan Kami telah  meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langi tlalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.”
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran "mengawinkan" dari angin dalam pembentukan hujan.
Awan dapat menjadi sangat berat. Misalnya, awan badai yang disebut kumulonimbus merupakan akumulasi dari 300.000 ton air. Terbentuknya keteraturan yang menjadikan massa air sebesar 300.000 tondapat melayang di udara sangatlah menakjubkan.